Jumat, 27 Desember 2013
Hari kedua perjalanan Rinka dan keluarga.. Kita sudah book
tiket sebelumnya untuk full day tour Bosphorus Cruise, Dolmabahce Palace, Pierre
Lotti Hill, dan Asian Hill sudah termasuk makan siang dan tiket masuk semua
atraksi. Nama tour yang Rinka dan keluarga pesan adalah Senkron Travel agency
yang dipesan melalui Hotel Ambassador tempat kita menginap. Harga tour ini
adalah 70 Euro per orang per tour. Tetapi untuk paket yang lain bervariasi
antara 35-90 Euro.
Setelah sarapan, kita dijemput jam 8 pagi di lobi hotel,
kemudian bergabung dengan anggota tour lain dan langsung ke pelabuhan untuk
menaiki cruise dan menyusuri Golden Horn, yaitu bagian dari Selat Bosphorus
yang bersejarah. PIlihan pemandangan terbaik ketika menaiki cruise adalah di
atas dek kapal, dan langsung saja Rinka dan suami naik ke bagian atas sementara
papa dan mama mertua turun ke bagian dalam bawah kapal di mana tertutup dan bebas
angin laut. Ketika kapalnya bergerak, wuuushh angin dingin langsung menerpa
muka.. mungkin kalau itu bukan musim dingin akan lebih terasa enak.. tetapi
pemandangannya sangat bagus untuk dilewatkan dan sepanjang perjalanan hampir
semua turis mengambil gambar melalui kamera mereka yang super canggih (betul,
hampir semuanya menenteng kamera canggih berbagai macam model SLR layaknya
fotografer canggih)
|
menunggu kapal berangkat |
|
pemandangan dari cruise |
|
suasana di atas dek kapal |
|
pemandangan dari cruise |
|
Masjid Dolmabahce palace |
|
Pemandangan dari dek dalam kapal |
|
Rumeli fortress dilihat dari cruise |
Turun dari cruise sebentar, kita langsung menuju Dolmabahce
Palace. Istana yang luar biasa bagus ini adalah benar-benar tempat tinggal
Sultan sejak 1856 sampai dengan Turki berubah menjadi bukan kerajaan lagi.
Presiden Turki pertama, Mustafa Kemal Ataturk menggunakan istana ini sebagai
tempat peristirahatan saat musim panas. Sekarang Dolmabahce Palace dijadikan
museum dan terbuka untuk umum, namun tutup pada hari Senin dan Kamis. Namun terkadang
Dolmabahce Palace digunakan juga untuk pertemuan penting pejabat Negara seperti
KTT. Sayangnya dilarang foto-foto di dalam Dolmabahce Palace. Lagipula, mata
kita sibuk untuk melihat betapa bagusnya istana tersebut. Toh mata kita adalah
kamera terbaik di dunia J.
Menurut Rinka dan keluarga, Dolmabahce palace adalah the highlight of the tour.
Nah ini bagian yang jadi pengalaman unik juga selama di
Istanbul, kita pergi mengunjungi salah satu showroom hasil kerajinan kulit di
Istanbul, namanya adalah “Best”. Turki adalah salah satu penghasil kerajinan kulit
terbesar di dunia, dan banyak merk ternama yang memakai bahan dasar kulit asli
diproduksi di Turki. Kunjungan dimulai dengan masuk ke dalam ruangan besar yang
dindingnya berwarna pink menyala. Di tengah ruangan tersebut ada catwalk dan
kursi-kursi ditata mengelilingi catwalk tersebut. Setelah seluruh anggota tour
duduk, tiba-tiba lampu mati dan mulailah lampu disko dan lagu techno bermain
layaknya peragaan busana desainer ternama. Model-model untuk jaket kulit mulai
keluar membawakan desain yang berbeda-beda. Semua model menggunakan nomor
sehingga apabila ada penonton yang tertarik untuk membeli bisa mencatat dan
membelinya sesudah peragaan busana keluar. Setelah 15 menit peragaan busana,
kita diperbolehkan masuk ke area showroom hasil kerajinan kulit. Penampilannya
sih tidak berbeda dengan factory outlet yang ada di Bandung, namun koleksinya
jelas lebih berkualitas. Kalau di Jakarta koleksi semacam ini mungkin bisa
didapatkan di toko bermerk dan harganya mencapai 7 juta ke atas. Namun di Turki
harga yang didapatkan bisa setengahnya atau kurang untuk kualitas yang sama.
Selanjutnya, Pierre Loti Hill. Pierre Loti Hill, sebuah
bukit tempat seorang penulis suka merenung dan menulis bukunya yang terkenal
tentang keindahan Turki. Sebelum menuju ke view pointnya terdapat berbagai
macam toko kecil menjual pernak pernik Turki dan di atas terdapat café kecil
kalau mau bersantai sejenak menikmati pemandangan kota Istanbul. Kemudian kita
turun menggunakan cable car. Persis seperti di taman mini atau ragunan,
perjalanan cable car ini memakan waktu 5 menit (tidak ada rasanya kalau menurut
Rinka) jadi tidak terlalu worth it.
|
Pemandangan dari Pierre Lotti Hill |
Perhentian terakhir dari tour, adalah Asian Hill. Ini adalah
bukit tertinggi di Istanbul di mana pemandangannya adalah Asian side dan European
side sekaligus selat Bosphorus. Istanbul adalah satu-satunya kota di dunia yang
terletak di dua benua, yaitu Eropa dan Asia. Asian side kebanyakan berfungsi
sebagai tempat tinggal karena biaya tinggalnya lebih murah. Namun pusat bisnis
Istanbul berada di European side sehingga kemacetan pagi hari adalah Asia
menuju Eropa, dan sore hari pulang kerja adalah Eropa menuju Asia. Di Asian
Side, terdapat café untuk bisa bersantai dan
menikmati minuman hangat seperti Turkish tea/coffee dan kue-kue khas
Turki.
|
Cafe unyu Asian Hill |
|
Nama cafe di Asian Hill |
Setelah Asian Hill, seluruh anggota tour diantarkan kembali
ke hotel masing-masing jam 18:30 (tournya mulai dan selesai pada waktu yang
tepat terima kasih kepada seluruh anggota tour yang tepat waktu juga) dan ini
kurang lebih merangkum perjalanan Rinka dan keluarga hari ini.
Sabtu, 28 Desember 2013
Hari ini adalah hari bebas dan hari terakhir Rinka dan
keluarga di Istanbul (hiks) sejauh ini belum seluruhnya merupakan pengalaman
yang sangat menyenangkan!
Jam 8:30 setelah sarapan Rinka dan suami pergi ke Topkapi
palace sementara papa dan mama mertua memilih untuk bersantai-santai dan
berjalan-jalan sekitar hotel. Tiket masuk Topkapi palace adalah 25 TL dan Harem
15 TL Kita langsung saja antri dan masuk ke dalam museum ketika gerbangnya baru
saja dibuka. Tips : datang lebih pagi, di
saat orang-orang belum masuk ke museum. Jam buka jam 09:00. Karena siang akan
sangat penuh
Tujuan dari kunjungan Rinka dan suami adalah melihat koleksi
Islam yang ditawarkan oleh Topkapi, seperti pedang Rasulullah dan
sahabat-sahabat Beliau, rambut Rasulullah, Tongkat nabi Musa, dan lain-lain. Sayangnya
kita lupa membawa informasi apapun seperti peta atau paket audio, hahaha…
untungnya kita datang pagi, dan rencana terbaiknya adalah masuk ke setiap
ruangan museum, dan tidak ada satupun yang terlewat! Semua ruangan kita
datangi, mulai dari sejarah jam, keramik, baju zirah, alat perang, baju sultan,
dan perhiasan-perhiasan Sultan. Tenang, bahasa yang ditulis adalah bahasa
Inggris jadi tidak apa-apa kalau tidak ingin ikut tour audio dan sejenisnya. Kita
sampai berpikir ini orang zaman dahulu super kaya sampai bingung uangnya mau
diapain mungkin yaa.. Emas, Rubi, Zamrud, ditaruh di karpet. Perhiasan sebesar
telapak tangan dipakai sebagai kalung, dan bahkan baby craddle saja terbuat
dari emas. Subhanallah masa jayanya Islam.. Tips
: beli tiket gabungan yang 3 hari itu kalau memungkinkan, atau kalau punya
waktu lebih, belilah tiket untuk pergi ke Harem (tempat wanita Sultan) tapi
kalau tidak, kunjungi saja istana Topkapinya,karena tiketnya harganya terpisah.
|
Gerbang depan Topkapi Palace |
|
Taman di dalam Topkapi |
|
Summer resting villa |
|
Harem |
Di luar Topkapi palace, ada toko souvenir, dan di dalamnya
ada tempat foto dengan pakaian Turki seharga 20 TL per foto (minimal 2 foto
yang dibeli) fotografernya perempuan, dan orangnya sangat ramah dan
menyenangkan. Namanya Alexandra, orang Serbia. Begitu Rinka dan suami bilang
kita adalah orang Indonesia, dia senang sekali katanya sahabatnya di Istanbul adalah
orang Indonesia. Senang rasanya bertemu dengan orang seramah itu selama
perjalanan, bukan?
Jam 14:00 kita sudah harus ada di bandara karena pesawat ke
Antalya boarding jam 16:00 jadi kunjungan Rinka dan suami bergegas makan siang.
Kami makan siang di restoran The Han, sejalan dengan jalan menuju hotel. Ini
bukan berdasarkan review dan semacamnya, kebetulan lewat, dan di depan tokonya,
pegawainya selalu terlihat membuat Traditional Turkish pancake yang sangat
menarik, jadi Rinka memutuskan untuk makan siang di situ. Ternyata makanannya
enak! Kami memesan Turkish pancake dengan isi bayam dan keju. Seperti martabak,
tapi tipis dan renyah. Kalau tahu masakan Meksiko Quesadilla, naah ini mirip
dengan Quesadilla. Solusi makanan cepat dan hangat selain kebab J
|
The Han Restaurant |
Bandara domestic dan internasional itu berbeda tempatnya dan
agak jauh, jangan lupakan itu pada saat naik taksi. Tinggal menunggu deeh
berangkat ke Antalya.
Perjalanan pesawat yang lumayan penuh goncangan membuat
Rinka tidak bisa konsentrasi beristirahat, belum lagi hujan badai di luar
sehingga jarak pandang sangat pendek semakin membuat Rinka yang duduk di dekat
jendela takut. Firasat Rinka betul, karena setelah kurang lebih 30 menit
berputar-putar di angina hujan, pilot memutuskan untuk pergi ke bandara kota
terdekat yaitu Dalaman dikarenakan cuaca buruk di Antalya. Penumpang gelisah,
karena info terakhir yang diberikan kapten adalah kita akan diterbangkan lagi
menuju Istanbul. Waduh, bagaimana ini? Karena perjalanan darat dari Dalaman
menuju Antalya adalah 4 jam dan hotel di Antalya sudah dipesan. Setelah 20
menit, sang pilot akhirnya memutuskan untuk mencoba kembali ke Antalya setelah
diberitakan bahwa cuaca di Antalya sudah membaik. Alhamdulillah Kita bisa
mendarat dengan selamat di Antalya di tengah cuaca buruk. Dari yang rencananya
jam 7 sudah sampai hotel Antalya, kita baru mendarat jam 10 malam. Setelah
mengambil bagasi, kita semua lelah, pusing, tiba-tiba taksi yang kita pesan
dari hotel memutuskan untuk pulang ke hotel dan tidak menjemput kita lagi
karena ketidakpastian dari maskapai. MasyaAllah ini cobaan Antalya… Kita tidak
bisa masuk kembali ke dalam bandara sedangkan tidak ada ruang tunggu di luar,
sedangkan di luar hujan deras. Akhirnya kita terpaksa mengambil taksi tawaran dari travel agent sekitar airport (akan banyak orang yang mencoba menawarkan taksi seperti di bandara Soekarno Hatta. Berhati-hatilah dengan penipu, lebih baik ambil taksi resmi saja) seharga
50 Euro untuk mengantarkan kita ke hotel. Tarif taksi termahal dari Airport ke
Old City Antalya adalah 35 Euro, jadi 50 Euro luar biasa mahal. Untungnya mobilnya
besar jadi muat seluruh koper Rinka dan keluarga. Kalau menggunakan taksi
kecil, bisa-bisa harus menggunakan 2 taksi.
Cobaan belum berhenti di situ, sopir taksi ini tidak tahu
jalan menuju Hotel Best Western Antalya. Kita dibawa berkeliling di tempat yang
sama berkali-kali. Akhirnya kita dipandu mobil polisi (yak saudara, mobil
polisi!) untuk menuju hotel Best Western. Ternyata namanya dahulu adalah hotel
Krishna, dan sopir taksi belum familiar dengan Hotel Best Western. Kita
langsung check in dan istirahat. Pegawai hotel meminta maaf karena sudah tidak
menjemput kami di bandara dan proses check in nya juga lumayan cepat jadi bisa
masuk kamar dengan cepat.
Istirahat yang cukup, semoga besok pagi cuaca
membaik….
rinka, seru bangeeet :) ayo nulis blog lg, nanti aku jd pembaca setiamu hehe..
ReplyDeletenintaa.. aduh aku malu sama penulis blog sekaliber ninta... hehehe.. baru mulai niih.. belom sejago kamuu...:)
Deletefoto2nya indah sekali, tulisannya juga rapi dan jelas sekali sangat membantu! Terima kasih Rinka!
ReplyDeleteTerima kasih mba Sally! senang sekali kalau bisa membantu!
DeleteKhandpintar - Your best online casino and sports betting tips
ReplyDeleteKhandpintar. The best งานออนไลน์ online casino and sports betting tips. The best online casino and 바카라 sports kadangpintar betting tips. The best online casino and sports betting tips.