Friday 12 October 2018

Volunteering - Awal Mula Dari Semuanya

Tidak pernah terpikirkan oleh Saya bahwa saya akan mengikuti kegiatan kerelawanan yang berhubungan dengan pendidikan. Awal mulanya pun saya tidak ingat, ketika tiba-tiba saya sadar saya sudah jatuh cinta dengan "berbagi ilmu". Terkesan gombal dan romantis, tapi begitulah adanya.

Kelas Inspirasi Tangerang Selatan pada tahun 2012 adalah kegiatan kerelawanan pertama yang saya ikuti semenjak saya masuk dunia kerja. Seperti yang saya bilang, saya bahkan tidak ingat bagaimana akhirnya saya bisa mendaftar. Saya hanya ingat saya penasaran, saya mendaftar dengan penuh niat, dan saya diterima. Saya bahkan tidak tahu bagaimana saya akan menjelaskan profesi saya kepada anak SD. Saya langsung membuat cuti dan menjelaskan kalau ini untuk kegiatan kerelawanan. Sebagai informasi, saya bekerja sebagai staf customer service yang menangani sistem order supermarket kepada sebuah FMCG (Fast Moving Consumer Goods) ternama. Hasilnya? anak-anak hanya tertarik melihat saya menceritakan berbagai macam jenis truk kepada mereka. Hahahaha. Tapi di kelas inspirasi ini saya banyak belajar mempersiapkan materi presentasi dan juga bertemu teman-teman baru dan beberapa di antaranya masih keep in touch hingga saat ini. Bahkan di SD ini kami berhasil menggalang dana dan membuat training pengelolaan perpustakaan kepada guru sekolah berdasarkan kenalan saya di kantor.
Kelas Inspirasi Tangsel 2012
Lama saya vakum dari kegiatan kerelawanan karena saya sibuk dengan urusan kantor. Kemudian saya resign dari pekerjaan saya di tahun 2015. Di tengah hiruk pikuk menjalankan bisnis baru, saya masih sempat-sempatnya berpikir, "Kayanya enak juga kalau ikut kelas inspirasi lagi?" Akhirnya saya ikut kelas inspirasi di Jakarta dan Bandung di tahun-tahun berikutnya. Bahkan di tahun 2018 saya menjadi panitia penyelenggara Kelas Inspirasi Jakarta. Apa tujuan saya saat itu? Saya pun tidak tahu. Saya hanya ingin ikut dan berbagi.
Kelas Inspirasi Bandung 2017
Sudah lama saya ingin berkontribusi di dunia pendidikan. Saya ingin membantu menciptakan generasi muda yang berani, cerdas dan berakhlak mulia. Saya bisa seperti ini saat ini salah satunya karena peran guru-guru sekolah saya saat dulu dan saya sangat berterima kasih kepada mereka. Bagaimana dengan anak-anak yang lain? di tengah kepadatan penduduk saat ini, persaingan akan semakin ketat. Mendapatkan pekerjaan akan semakin sulit, memperoleh hidup layak akan semakin sulit, sedangkan masih banyak anak-anak di  daerah, di pinggiran kota, yang tidak mendapatkan pendidikan layak dikarenakan berbagai hal. Untuk yang sudah bersekolah pun, tidak jarang guru kurang materi ajar yang selalu update dengan perkembangan zaman.

Saya tidak mau mengutuk pemerintah. Mereka pasti sudah pusing dengan banyak masalah lain. Saya juga tidak mau menyalahkan korupsi ataupun staf yang tidak bertanggung jawab. Sekarang pertanyaannya, bagaimana supaya anak SD yang sekarang tidak tumbuh menjadi generasi yang penuh maksiat? Bagaimana guru dapat menyentuh hati anak-anak dan membimbing mereka ke jalan yang benar?

Saya belum punya jawabannya hingga saya menemukan RuBi di tahun 2017. Pucuk dicinta, ulam tiba. Ruang berbagi ilmu www.ruangberbagiilmu.com adalah suatu wadah kerelawanan yang mengumpulkan relawan profesional dari seluruh Indonesia kemudian  mengajar guru di suatu daerah selama 2-3 hari. Mengajar siapa? mengajarkan guru. Materinya apa? ditentukan sesuai kebutuhan guru. Daerahnya di mana? Setiap tahun daerahnya berbeda-beda dan sekali training bisa mencakup 100-400 guru per daerah, sedangkan daerah penyelenggara per tahun biasanya berkisar sekitar 8 daerah. Jadi bayangkan kalau ada seorang profesional mengajarkan guru tentang suatu materi, kemudian guru tersebut mengajarkan ke 40 anak murid di kelasnya, berapa orang yang bisa kita pengaruhi? Berapa anak yang bisa kita jangkau? Akhirnya di 2017 saya mengikuti kepanitiaan Rubi dan di tahun 2018 saya berangkat ke daerah Aceh Barat Daya untuk berbagi ilmu kepada guru-guru di sana. Penasaran? Yuk baca postingan saya selanjutnya.

“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak shalih yang selalu mendoakannya.” (HR. Muslim, no. 1631)